Kecil-Kecil Jadi Manten

berpose sebelum nikah

Lama juga baru sempat nulis lagi...

Gak banyak yang kutahu tentang dia, bahkan sampai tahun ketiga kami duduk sekelas. Walupun pernah bersama naik ke Gunung Telomoyo, trus ngerayain ultahnya dia yang sudah kulupa tanggal berapa, sampai melaju dengan sepeda motor di Parangtritis (ingat pantai bawaannya kepengin senyum mlulu). Dia dan Rifki naik motor dan menyangka klo sawah adalah jalan raya, jadinya ya…belepotan dengan lumpur...byur!!!

Baru setelah aku lulus sma, aku mulai banyak mengenalnya karena lebih dari sebulan aku numpang makan dan tidur di tempat neneknya di Jogja. Waktu itu baru masuk ke UGM, dan belum dapat kos-kosan. Sayang sekarang sang nenek sudah tak berdaya di tempat tidur dan kemarin waktu aku ke sana, beliau sudah tak lagi mengenaliku…”matur sembah nuwun mbah, nyuwun ngapunten kawula dereng mbales utang budhi kawula”

Seminggu kemarin dia menikah, ahhhh kulupa juga siapa nama istrinya. Begitulah…aku, gak cukup perhatian sama teman. Semoga kamu selalu bahagia dengan keluarga barumu, membina rumah tangga bagai burung manyar, membagi kasih bagai matahari menyinari bumi, dan mampu bertahan dari segala masalah bak karang di lautan. Semoga bahagia selalu…dan memberikan generasi penerus yang lebih baik…